Blog

  • Project 13 Container ke Site Adaro Door to Door

    Project 13 Container ke Site Adaro Door to Door

     

    Kami melayani perusahaan tambang besar, melakukan pengiriman dari main kontraktor ke site Adaro, bekerja siang dan malam demi mengirimkan material secepat mungkin. dan menanganin material-material besar seperti menanangani paket biasa, karna kami sudah terbiasa melayani project besar.

    Dokumentasi :

  • Bagaimana mengevaluasi standart konsumsi BBM dan memakainya untuk evaluasi standart pemakaian Operasi

    Bicara tentang Normal, tentu kita harus ada parameter berapa ke Normalan tersebut.

    kenapa Solar, karna tugas planner juga menjaga kewajaran biaya Operasional. dan solar tentunya adalah sumber biaya operasional yang tinggi. begitu juga Ban untuk Dump Truck, lain kesempatan kita akan membahasnya.

    nah sebagai planner tentunya kita harus speak by data.  jangan juga ada tendensi kecurigaan tidak beralasan.

    karna setiap akibat ada sebab alasannya. dan fokus pada seorang planner adalah menemukan tindakan saran tindakan perbaikan dari analisa laporan yang beragam.

    maka sebelum meng evaluasi, kita harus menentukan pakem/pedoman suatu model alat pada kondisi kerja yang sama memerlukan berapa liter per Jam ? , dan dari batas kenormalan itu kita sandingkan dengan konsumsi pada semua unit pada model yang sama. maka angka Pemakaian/konsumsi dibawah atau diatas Normal bisa terlihat. dan sangat penting di ingat ketidak wajaran pemakaian solar bukan berarti adanya penyimpangan pemakaian, 
    contoh ; 
    – jika pada pagi ini satu unit dozer di isi 100 liter, dan ternyata pada hari ini tidak beroperasi, lalu besok ada pengisian lagi 100ltr, maka konsumsi akan terlihat banyak karna unit tidak beroperasi dan konsumsi rata-rata akan tinggi.
    – Jika satu alat excavator pada model yang sama , contoh PC400 konsumsinya ada satu unit yang tinggi dibanding PC400 yang sama, nah ternyata PC400 yang konsumsinya tinggi tersebut bekerja pada medan kerja yang lebih keras, atau ripping. hal ini maka akan membuat konsumsi solar unit tersebut tinggi.
    jadi intinya masih terlalu awal untuk menyimpulkan adanya ketidak sesuaian.

    namun salah satu visual report yang dihasilkan dari data yang tersusun dari Jam Kerja Alat, Pengisian BBM, dan rata-rata pemakaian BBM pada model unit yang sama secara harian adalah suatu awalan yg baik dalam menganalisa, ilustrasi sbb :

    bagaimana report tersebut bisa dibuat, nah Flow sederhananya kurang lebih sebagai berikut ;
  • Alur Pekerjaan dalam Planning Department Heavy Equipment Mining

    Pembagian tugas kepada PIC dan Flow proses pekerjaan perlu dibuat agar tidak tumpang tindih dan selalu berjalan sustainaible.

    maka alur Planing Departemen sebagai contoh sbb :

  • Kumpulan Artikel Utama di Blog saya (site map)

    Haloo guys,

    Untuk Hidup dan penghidupan, saya bekerja sebagai Planner Workshop Alat Berat, Logistic dan Suply Chain Managment.kenapa di awali “Untuk Hidup ?”  Yah karna saya sangat suka sekali frasa bahasa inggris kalau menanyakan seseorang bekerja apa, dalam frasa bahasa inggris akan ditanyakan seperti ini ” what do you do for living.?” artinya “apakah yang anda lakukan untuk hidup ?”  berbeda dalam frasa indonesia, biasanya kita akan menanyakan ” kerja apa, dimana?”.

    dari pernyataan diatas saya berpikir, untuk hidup memang kita harus melakukan pekerjaan, dan hasil dari pekerjaan itulah untuk menghidupi kita dan keluarga. jadi tentunya kita akan memilih pekerjaan yang hallal dan barokah.

    kebetulan saya juga mengingat hadist , yang berbunyi
    الْعِلْمُ
    بِلَا عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلَا ثَمَرٍ “

     yang Artinya Ilmu yang tidak di amalkan bagaikan Pohon yang tidak berbuah,.”

    Saya merasa diberkahi (bukan kebetulan). nah disini frasa inggris sering berujar “kebetulan saya..” sering dipakai oleh kita, tentang frasa ini saya kurang suka,  saya lebih memilih diberkahi..  Ok  kembali ke laptop , karna diberkahi pekerjaan sebagai Planner Alat Berat, juga erat Hubungannya dengan Inventory dan pengadaan , dan beberapa tahun terakhir saya bergelut di bidang SCM (Suply Chain Management) , saya ingin sedikit berbagi kepada rekan-rekan untuk system pekerjaan yang saya buat dan kembangkan, mungkin nantinya saya bisa mendapat masukan dari diskusi teman-teman seprofesi.
    Biasanya dalam posisi Pekerjaan sudah ada Software Repair & Maintenance ntuk mempermudah pekerjaan secara intregasi, nah disini untuk rekan-rekan lain tidak perlu khawatir, kita bisa coba mengolahnya dengan Excle dan tujuan akhirnya report yg bisa sama sesuai kebutuhan

    so please check it out brads :


    Management Workshop Alat Berat di Tambang :

       Dalam tambang biasa jam Operasi adalah 20 jam sehari, artinya hanya 4 jam istirahat .
    untuk itu adalah tantangan bagaimana kita membuat perencanaan Alat Berat yang jitu dan baik, mungkin dengan cara sbb :

    1. Reduksi Biaya dengan Managemen Pemeliharaan Alat Berat yang baik
    2. Program Backlog, tools wajib planners. dan cara menyusun dengan Excle
    3. Evaluasi Konsumsi BBM Peralatan
    4. Kategori Break Down Time di Workshop Alat Berat 
    5. Alur Pekerjaan di Divisi Planning
    6. Kontrol laporan harian DMCR dan DMBD 
    7. Rumusan Ketersediaan Alat Berat PA,MA,UA,EU
    8. Menyusun Backlog dengan Aplikasi MS Excle
    9. Mata rantai Backlog dan Efeknya

    Inventory Planning / Logistik :
    1. Merancang Stock Inventory dengan Ideal sebagai dasar persediaan dan Ordering Parts

    2. ….draft
    3. …. draft

    SCM (Suply Chain Management)
    1. Moda Peti Kemas yang tak berujung, tak juga ber aspal
    2. Opsi Moda Pengiriman 
    3. …. draft

    Computer untuk bekerja dan bermanfaat:
    1.Pivot table, untuk membuat Laporan seperti software Out Put
    2. V look up,

    Demikian kiranya , berbagi saya dengan harapan lebih berkah dalam pekerjaan karna berbagi, dan mendapat teman-teman seprofesi seperjuangan untuk tukar pikiran dan berbagi. Mudah-mudahan mendapat berkah manfaat yaa. Aamien

  • Pengkategorian dan Klasifikasi Break Down / Rusak

    Sesudah melihat dalam rumusan MA,PA,UA dan UTL

    Maka tugas kita adalam me- mapping , status kategori Breakdwon, dan Break Down sendiri terbagi dua.
    yaitu Break Down Schedule / terjadwal dan Un Schedule Breakdown / tidak terjadwal.

    dalam pengembangannya saya pikir diperlukan pengkategorian Break Down sebanyak dan serasional mungkin. untuk itu saya mengkategorikannya sbb :

    Penjelasannya
    :

    BREAK DOWN
    UNSCHEDULE

      B0   Break Down Under Repair / On Recommended
    Parts
     Status pekerjaan dalam perbaikan Dismounting / Diassembling Status
    pekerjaan dalam pengecekan / analisa kerusakan    Status pekerjaan dalam Recommended Parts (
    sampai dengan Membuat NPB)                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 
     B1   Break Down Accident / Incident
     Status pekerjaan dikarenakan sebab Accident / Incident (Miss
    Operating)   Status pekerjaan diakrenakan
    sebab kelalaian Operator Status pekerjaan dikarenakan sebab penggunaan Alat
    Berat untuk tugas yang tidak sesuai ( Miss Aplication )                                                                                        
    B2   Break Down Waiting Parts
     Status pekerjaan dikarenakan sebab menunggu kebutuhan Spare Parts
    setelah PR terbit                                                                         
    B3   Break Down Warranty / Miss Product
     Status pekerjaan diakrenakan sebab rusak dalam masa warranty  Status Pekerjaan dikarenakan sebab penggunaan
    spare parts yang tidak sesuai (genuine) atau REDO JOB                                                   
                                                                                                            
     B4   Break Down Bengkel Luar / sub Contractor
    (Out Side WO)
     Status pekerjaan dikarenakan sebab perbaikan di bengkel luar (rekondisi
    unit, kalibrasi FIP, Turbo, Rod Cylender, Centering Engine Block)  bubut atau tambah daging di bengkel bubut
    SILO, rekondisi Rangka & Kabin s.d Painting Unit    status pekerjaan yang dilakukan diluar
    Workhsop Dept HE                                                                                               
    B5   Break Down Redo Job
     
    Status Pekerjaan dimana Pekerjaan sebelumnya kembali lagi dikerjakan
    dalam Interval dibawah batas kewajaran ketahanan akan komponen                                                                                                                                                                                                                 
    B6   Break Down Waiting Tools / Mechanik
    Status pekerjaan dikarenakan sebab menunggu ketersediaan mekanik
    dikarenakan kurangnya Man Power Mekanik dalam satu siklus  Status pekerjaan dikarenakan sebab menunggu
    kebutuhan Tools (Special Tools / Fork Lift) atau jenis alat bantu dalam bekerja
    Status Pekerjaan dikarenakan menunggu Alat pendukung Keamamanan (safety) bekerja dalam                                                                                                                                    
    B7   Break Down Others ( tidak
    tersebut diatas)
                                                                 
          Status
    – status  pekerjaan yang tidak tersebut
    diatas Status pekerjaan dikarenakan hambatan Alam / Lingkungan, misal
    dikarenakan lokasi Ekstrim, tidak aman atau bencana alam, kerusuhan (Chaos)
    dsb                             

    BREAK DOWN
    SCHEDULE

     Definisi Schedule :                                                                     
    B8   Break Down Schedule Periodical Service (PS)
     Status pekerjaan dikarenakan sebab Periodical Service Interval 250,
    500, 1.000, 2.000 Jam (PSI, PSII,PSIII, PSIV)                                              
    B9   Break Down Schedule Back Log
     status pekerjaan dikarenakan sebab perbaikan mendadak dalam schedule
    backlog dikarenakan Parts Order telah datang dan unit harus segera diperbaiki tidak                                                                                                        
    dalam waktu istirahat dan tidak dapat ditunda dikarenakan sebab teknis
    dan efek domino kerusakan komponen                                                                                         
                                                                      
     
    status pekerjaan diakrenakan sebab perbaikan dalam schedule backlog
    yang dilaksanakan dalam waktu PS akan tetapi perbaikan berlanjut setelah PS
    selesai                                    
                                                                                                                                
    (schedule dan rencana kerja harus terlebih dahulu disepakati oleh Dept
    HE dan User Alat dan standart lama waktu pekerjaannya)                                                                                                                                                                         
                                                                           
    B10
    Break Down Schedule Periodical Maintenance (PM), Mid Life & Over Haul
     
    status pekerjaan dikarenakan sebab periodical Maintenance Interval
    3.000, 6.000, 9.000 Jam dst. seperti Midlife Reseal Engine Top Over Haul,
    General Over Haul                                                          
                           
    , Over Haul Transmisi, Differential, Travel Motor, Torque Converter,
    Penggantian Track Link perbaikan Vessel DT tahunan, Perbaikan Body Kabin
    tahunan yan g dilakukan di Workshop sendiri  (schedule dan rencana kerja harus terlebih
    dahulu disepakati oleh Dept HE dan User Alat dan standart lama waktu
    pekerjaannya)                                                                                                                                                                     

     

  • DMCR & DMBD REPORTS Sebagai Laporan Harian Wajib

    Setelah kita mengklasifikasikan Break Down pada
    Bahasan Pengkategorian Break Down.

    men design laporan DMCR (Daily Machine Condition Report) lalu di Link-kan dengan laporan DMBD (Dayli Monitoring Break Down detil)  kita tidak perlu mengetiknya lagi, tinggal tekan menu Data=>Edit links=>  (update links  ke DMCR terkini).

    update Links

    jangan lupa untuk membuat conditonal formating agar kita lebih mudah melihat dan memahaminya.

    maka kita akan melihat secara harian sangat jelas performa masing-masing unit setiap hari.
    tentunya setelah kita melihat performa tersebut kita akan mengetahui bila ada ketidak wajaran, baik ketidak wajaran kerusakan yang terlalu sering, ataupun penanganan kerusakan yang memakan waktu lama. dan sebagainya.

    tampilan dari model laporan tersebut adalah sebagai berikut.

  • Moda Lain membaca Part Book Alat Berat dengan Software

    Moda Lain membaca Parts Book dengan Software 
          Dalam perkembangan digital yang pesat, manufacture alat berat tentunya juga mempunyai keinginan untuk mengikuti perkembangan era digital. sudah sejak lama, dan mungkin tidak banyak yang tahu bahwa beberapa manufacture alat berat seperti KOMATSU,CATERPILLAR sudah mengeluarkan Part Book versi digital dan sudah masuk pembaharuan-pembaharuan / upgrade. beberapa kalangan menyebutnya dengan istilah e-book
    untuk Komatsu, dikenal dengan nama Link One. tampilannya sbb :
    pilihan menu berisi libary unit-unit yang ada dalam databased
     Contoh tampilan pada sub menu , percis seperti partbook hard copy pada umumnya. bahkan lebih jelas dan mudah untuk di print out.
     
    Anda bisa memintanya kepada dealer United Tractors selaku agen dari Komatsu. tapi tidak setiap agen punya setahu saya. dan mungkin tidak gratis. anda bisa mencobanya.
    untuk Caterpillar, juga mempunyai sistem Parts Book Digital dinamakan SIS , berbentuk beberapa keping DVD, malah dalam SIS ini anda juga dapat di dalamnya Failure Shympton kerusakan-kerusakan dan dapat juga online order menjadi PO, syaratnya anda harus meregistrasi nya dulu. dan SIS ini tidak semudah mengcopynya kedalam Flash Disk atau Hardisk , setahu saya kita harus tetap memakai DVD resminya, artinya tidak mudah digandakan.
    nah jangan sampai salah order karna partbook yang ada gunakan untuk
    mengorder spare parts sudah sobek dan ber oli. mungkin versi digital ini
    bisa membantu.
  • RUMUSAN KESEDIAAN (AVAILABILITY) & PENGGUNAAN (UTILIZATION) ALAT BERAT DAN PERALATAN TAMBANG

     
     Dalam menyimpulkan raport suatu Alat berat dan keseluruhan Alat berat, kita harus menselaraskan perhitugan yang sama dengan Operasional tambang, biasa dipakai adalalah perhitungan MA,PA,UA,EU.
    apakah itu, mari kita bersama pelajari dari tabel dibawah ini.
    dan setahu saya rumusan inilah sebagai pedoman yang bersama di anut dalam perhitungan nasional
     
    Dan Rumus diatas jika kita cermati, dapat juga di aplikasikan untuk berbagai tolak ukur ketersediaan,kerusakan,stand by dan utilitas dalam bidang lain, contoh bisa juga untuk menghitung efesiensi dan efektifitas Alat Pabrik, Alat-Alat pemeliharaan Gedung, bahkan bisa juga di gunakan untuk ke karyawanan. karna kesemuanya mempunyai faktor – faktor yang bisa di perhitungkan yaitu jam tersedia, jam operasi, jam bekerja/sakit/ijin dst.
  • Moda Peti Kemas yang tak berujung, tak juga ber aspal

    Kita mungkin yang hidup di kota besar bahkan pelosok negri sudah sering melihat container atau peti kemas.
    mungkin karna peti kemas ini adalah Moda Transportasi Jalur Laut dan Udara yang Praktis, dan mencangkup hampir ke seluruh kepulauan di Indonesia. Bahkan Export dan Import juga digunakan. kita bisa tapi akan dibahas terpisah di sini 
    Kali ini saya ingin sedikit share kepada teman-teman apa yang saya tahu dan jalani tentang prosedural membuat pengiriman dengan Container di Pelabuhan Priok Area.
    Pengiriman via Container ini relatif sangat murah sekali, dengan catatan muatan Full dan sesuai kita bisa mendapatkan hanya antara Rp.300 sd Rp 500 per-Kg. bandingkan dengan Moda pengiriman darat yang jauh lebih mahal, juga kita tidak coba bandingkan dengan moda Udara karna tidak Apple to Apple, udara, walaupun mahal tetapi waktu pengirimannya jauh lebih cepat daripada moda Laut atau Darat.

    I. Persiapan Pra Pengiriman :
    1. Pastikan Barang yang akan kita kirim efektif kah dengan moda Container,
    2. Pastikan ETA Suply dari Vendor atau Pabrikan Pembuat
    3. Peramalan / Forecast Isi Muatan , Berat dan Volumenya.
    4. Tentukan tempat Stufing, Stufing dalam atau Luar
    5. Check Jadwal terdekat berbanding dengan Harga/Tarif Pengiriman
     II. Proses Pengiriman :
    1. Booking Container
    2. Membuat Shipping Instruction
    3. Mendapatkan Kode Booking
    4. Membuat SPK ke Depo dan hampar Container
    5. Proses distribusi Pengiriman barang
    6. Kunci dengan Gembok
    7. Beli Segel
    8. Laporan Clossing ke Depo Pelayaran
    9. Tunjuk dan Buatkan SPK ke rekanan di tujuan
    10. Pengiriman Lanjutan ke door
    * kedepan karna masih dikembangkan saya akan mencoba membuat lebih jelas dan me Link-kan Persiapan Pra Pengiriman dan Proses Pengirman diatas.
    Dari beberapa Perusahaan Pelayaran yang saya gunakan, kesemuanya memberikan kemudahan dalam kita mengirim barang, untuk memesan kita bahkan hanya perlu komunikasi by phone atau text dengan marketing pelayaran tersebut, lalu kita akan di berikan waktu-waktu aktifitas kapan bisa stuffing (muat barang), kapal Clossing Full (batas muat barang), kapan ETD (kapal berangkat ke tujuan ). kita juga perlu mempersiapkan uang cash untuk di lapangan, mulai uang tips untuk forklift,petugas tally, petugas pelayaran bahkan kadang security tapi semua dalam batang puluhan ribu saja, antara Rp.10.000 s.d Rp.50.000, mungkin ini terjadi disemua pelabuhan dan saya yakin itu, namun dalam batas kewajaran dan tidak ada satupun pemaksaan.
    contoh segel kontainer
    setelah itu Container kita segel, gunakan gembok untuk tambahan jika merasa kurang nyaman. lalu pada saat-nya ETD peti kemas akan berlayar bersama peti kemas lain-lainnya.  tapi perlu di ingat sebelum bongkar di pelabuhan Tujuan kita perlu meminta tagihan dari pelayaran dan baru membayarnya,  karna jika tidak / belum dibayar maka barang kita tidak akan diperbolehkan di bongkar dan diambil di tujuan. setelah dibayar, makan kita akan mendapatkan original BL (Bill Of Lading) dan ori BL itulah menjadi bukti untuk agen kita di tujuan membongkar peti kemas kita, dengan sebelumnya membayar biaya-biaya yang timbul dari PELINDO biasa dikenal dengan Istilah THC (Terminal Handling Charge) dan LoLo (Lift Of Lift On).
    well, pada akhirnya jika sulit dipahami, anda harus mencobanya dan akan paham pada sendirinya. Good Luck and Try. mungkin anda bisa membuka usaha Expedisi dan Moda Container ini seperti kita ketahui tak terbatas daratan dan lautan, kemanapun dia bisa pergi. dan bayangkan jika anda bisa charter Full FCL mengecernya LCL ke pelanggan, keuntungan anda akan berlipat.
  • Menyusun PLAN BACKLOG tanpa Software CMMS, Penting untuk Planner Alat Berat !

    Seharusnya
    Backlog itu menjadi andalan para planner, dalam tingkatan menuju lebih baik
    dari fase perbaikan tidak terjadwal.

    BTW , kedepan saya ingin sharing sedikit tentang Workshop Heavy Equipment, berharap nantinya ada feed back rekan-rekan seprofesi di Dumay  dan saling berbagi mengisi kekurangan dalam perencanaan, khususnya Workshop Alat Berat di tambang .
     
    so, mari kita mulai dengan pertanyaan Apakah itu Backlog?
    Backlog pada dasarnya adalah tugas perbaikan terencana dan terjadwal yang
    akan di kerjakan di masa depan.
     
    owh saya hampir lupa pada judul, apa itu CMMS. adalah kependekan dari
    Computerized Maintenance Management System , dipahami untuk software-software
    di Workshop Alat berat yang terintegrasi dengan tabel produksi,logistik dsb.
    contoh produk CMMS: JDE, FleetMex, Maintenance Expert dsb. untuk anda yang di
    tidak ada jangan berkecil hati saya akan mencoba memfasilitasi data yang ada
    pada CMMS dengan file Excle dengan sedikit sentuhan Pivot Table dan Fitur
    Conditional Formating, dan bumbu Fungsi Logika dan V-Lookup pada File Excle
    yang menurut saya pribadi sudah cukup untuk penjadwalan dan databased integrasi
    Planning Backlog
    kembali ke awal, Okeyy. 😀
    Darimana tugas Backlog itu ada?

    Pada dasarnya tugas tersebut bersumber dari hasil pengecekan Mekanik, tapi
    saya coba mengembangkan lebih lebar, menerima segala masukan yang ada tentang
    keluhan suatu alat. contoh dari hasil laporan Operator Alat berat tersebut,
    dari setiap  lembaran P2H,P2H adalah kependekan dari Program Pengecekan
    Harian untuk Operator pada Unit yang akan di Operasikan dan setelah di
    Operasikan, tujuannya adalah memastikan bahwa unit yang akan di operasikan
    layak dari sisi keselamatan lalu pengoperasian, pengecekan ini terdiri dari
    pemeriksaan pada level oli Mesin, Air Radiator, Baut pada roda-roda untuk para
    Driver Dump Truck dsb.atau jelasnya sbb :

    Kode kolom P2H :           
    OP        
    : masukan dari operator
    PAP     
    : hasil program analisa pelumas   
    Inpect   : hasil
    pemeriksaan mekanik        
    P2H     
    : hasil Program Pemeriksaan Undercariage            

    *contoh form P2H:

    Bahkan siapapun bisa memberikan informasi, tetapi dari informasi
    tersebut saya coba kelompokan di dalam kategori informasi, tentunya informasi
    tersebut pada akhirnya setelah di record selanjutnya pengecekan info
    apakah valid atau tidak, jika valid lanjut ke proses penjadwalan
    perbaikan,persiapan parts,alokasi man power mekanik.
    Tujuan Utama dari Backlog :
    –  Mengurangi kerusakan tidak terjadwal/UnSchedule
    –  Mencegah kerusakan berulang-ulang
    –  Mengoptimalkan Ketersediaan Alat
    Saat Pelaksanaan  Ideal :
    Waktu perawatan yang sangat ideal adalah tanpa mengganggu Unit saat sedang dibutuhkan untuk Operasi, baiknya disaat Periodical
    Maintenance, atau disaat Break Down waiting Parts dsb, ataupun disaat unit
    sedang stand by (tidak operasi). sehingga disaat di operasikan diharapkan 
    minim potensi kerusakan yang timbul.
     hasil pada laporan Plan backlog ini pada setiap unitnya kurang lebih
    sbb :

     menurut saya pribadi, ini adalah tools wajib bagi planner. karna di
    dalamnya ada data ;

    •   Plan
      service terdekat ( dibuat Link dengan Plan Service Harian)
    •   Jadwal
      tugas perbaikan
    •   Informasi
      tentang segala keluhan pada unit dari hasil inspeksi mekanik
    •   Catatan
      informasi dari P2H operator Alat (sering P2H ini hanya sebagai entry data HM
      saja)  
    •   ter
      Integrasi dengan Plan lain-nya contoh P2U,PAP (Program Analisa Pelumas) dsb
    so jika kita planner sudah punya tools ini, di site manapun di workshop mana
    saja, dalam hati kita akan berujar Lets Get it on ! everything on my Backlog Records. 😀