Kami melayani perusahaan tambang besar, melakukan pengiriman dari main kontraktor ke site Adaro, bekerja siang dan malam demi mengirimkan material secepat mungkin. dan menanganin material-material besar seperti menanangani paket biasa, karna kami sudah terbiasa melayani project besar.
Bicara tentang Normal, tentu kita harus ada parameter berapa ke Normalan tersebut.
kenapa Solar, karna tugas planner juga menjaga kewajaran biaya Operasional. dan solar tentunya adalah sumber biaya operasional yang tinggi. begitu juga Ban untuk Dump Truck, lain kesempatan kita akan membahasnya.
nah sebagai planner tentunya kita harus speak by data. jangan juga ada tendensi kecurigaan tidak beralasan.
karna setiap akibat ada sebab alasannya. dan fokus pada seorang planner adalah menemukan tindakan saran tindakan perbaikan dari analisa laporan yang beragam.
maka sebelum meng evaluasi, kita harus menentukan pakem/pedoman suatu model alat pada kondisi kerja yang sama memerlukan berapa liter per Jam ? , dan dari batas kenormalan itu kita sandingkan dengan konsumsi pada semua unit pada model yang sama. maka angka Pemakaian/konsumsi dibawah atau diatas Normal bisa terlihat. dan sangat penting di ingat ketidak wajaran pemakaian solar bukan berarti adanya penyimpangan pemakaian,
contoh ;
– jika pada pagi ini satu unit dozer di isi 100 liter, dan ternyata pada hari ini tidak beroperasi, lalu besok ada pengisian lagi 100ltr, maka konsumsi akan terlihat banyak karna unit tidak beroperasi dan konsumsi rata-rata akan tinggi.
– Jika satu alat excavator pada model yang sama , contoh PC400 konsumsinya ada satu unit yang tinggi dibanding PC400 yang sama, nah ternyata PC400 yang konsumsinya tinggi tersebut bekerja pada medan kerja yang lebih keras, atau ripping. hal ini maka akan membuat konsumsi solar unit tersebut tinggi.
jadi intinya masih terlalu awal untuk menyimpulkan adanya ketidak sesuaian.
namun salah satu visual report yang dihasilkan dari data yang tersusun dari Jam Kerja Alat, Pengisian BBM, dan rata-rata pemakaian BBM pada model unit yang sama secara harian adalah suatu awalan yg baik dalam menganalisa, ilustrasi sbb :
bagaimana report tersebut bisa dibuat, nah Flow sederhananya kurang lebih sebagai berikut ;
Untuk Hidup dan penghidupan, saya bekerja sebagai Planner Workshop Alat Berat, Logistic dan Suply Chain Managment.kenapa di awali “Untuk Hidup ?” Yah karna saya sangat suka sekali frasa bahasa inggris kalau menanyakan seseorang bekerja apa, dalam frasa bahasa inggris akan ditanyakan seperti ini ” what do you do for living.?” artinya “apakah yang anda lakukan untuk hidup ?” berbeda dalam frasa indonesia, biasanya kita akan menanyakan ” kerja apa, dimana?”.
dari pernyataan diatas saya berpikir, untuk hidup memang kita harus melakukan pekerjaan, dan hasil dari pekerjaan itulah untuk menghidupi kita dan keluarga. jadi tentunya kita akan memilih pekerjaan yang hallal dan barokah.
kebetulan saya juga mengingat hadist , yang berbunyi
” الْعِلْمُ
بِلَا عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلَا ثَمَرٍ “ yang Artinya Ilmu yang tidak di amalkan bagaikan Pohon yang tidak berbuah,.”
Saya merasa diberkahi (bukan kebetulan). nah disini frasa inggris sering berujar “kebetulan saya..” sering dipakai oleh kita, tentang frasa ini saya kurang suka, saya lebih memilih diberkahi.. Ok kembali ke laptop , karna diberkahi pekerjaan sebagai Planner Alat Berat, juga erat Hubungannya dengan Inventory dan pengadaan , dan beberapa tahun terakhir saya bergelut di bidang SCM (Suply Chain Management) , saya ingin sedikit berbagi kepada rekan-rekan untuk system pekerjaan yang saya buat dan kembangkan, mungkin nantinya saya bisa mendapat masukan dari diskusi teman-teman seprofesi.
Biasanya dalam posisi Pekerjaan sudah ada Software Repair & Maintenance ntuk mempermudah pekerjaan secara intregasi, nah disini untuk rekan-rekan lain tidak perlu khawatir, kita bisa coba mengolahnya dengan Excle dan tujuan akhirnya report yg bisa sama sesuai kebutuhan
so please check it out brads :
Management Workshop Alat Berat di Tambang :
Dalam tambang biasa jam Operasi adalah 20 jam sehari, artinya hanya 4 jam istirahat .
untuk itu adalah tantangan bagaimana kita membuat perencanaan Alat Berat yang jitu dan baik, mungkin dengan cara sbb :
Demikian kiranya , berbagi saya dengan harapan lebih berkah dalam pekerjaan karna berbagi, dan mendapat teman-teman seprofesi seperjuangan untuk tukar pikiran dan berbagi. Mudah-mudahan mendapat berkah manfaat yaa. Aamien
Maka tugas kita adalam me- mapping , status kategori Breakdwon, dan Break Down sendiri terbagi dua.
yaitu Break Down Schedule / terjadwal dan Un Schedule Breakdown / tidak terjadwal.
dalam pengembangannya saya pikir diperlukan pengkategorian Break Down sebanyak dan serasional mungkin. untuk itu saya mengkategorikannya sbb :
Penjelasannya
:
BREAK DOWN
UNSCHEDULE
B0Break Down Under Repair / On Recommended
Parts Status pekerjaan dalam perbaikan Dismounting / Diassembling Status
pekerjaan dalam pengecekan / analisa kerusakanStatus pekerjaan dalam Recommended Parts (
sampai dengan Membuat NPB) B1Break Down Accident / Incident Status pekerjaan dikarenakan sebab Accident / Incident (Miss
Operating)Status pekerjaan diakrenakan
sebab kelalaian Operator Status pekerjaan dikarenakan sebab penggunaan Alat
Berat untuk tugas yang tidak sesuai ( Miss Aplication ) B2Break Down Waiting Parts Status pekerjaan dikarenakan sebab menunggu kebutuhan Spare Parts
setelah PR terbit B3Break Down Warranty / Miss Product Status pekerjaan diakrenakan sebab rusak dalam masa warrantyStatus Pekerjaan dikarenakan sebab penggunaan
spare parts yang tidak sesuai (genuine) atau REDO JOB B4Break Down Bengkel Luar / sub Contractor
(Out Side WO) Status pekerjaan dikarenakan sebab perbaikan di bengkel luar (rekondisi
unit, kalibrasi FIP, Turbo, Rod Cylender, Centering Engine Block)bubut atau tambah daging di bengkel bubut
SILO, rekondisi Rangka & Kabin s.d Painting Unitstatus pekerjaan yang dilakukan diluar
Workhsop Dept HE B5Break Down Redo Job
Status Pekerjaan dimana Pekerjaan sebelumnya kembali lagi dikerjakan
dalam Interval dibawah batas kewajaran ketahanan akan komponen B6Break Down Waiting Tools / Mechanik Status pekerjaan dikarenakan sebab menunggu ketersediaan mekanik
dikarenakan kurangnya Man Power Mekanik dalam satu siklusStatus pekerjaan dikarenakan sebab menunggu
kebutuhan Tools (Special Tools / Fork Lift) atau jenis alat bantu dalam bekerja
Status Pekerjaan dikarenakan menunggu Alat pendukung Keamamanan (safety) bekerja dalam B7Break Down Others ( tidak
tersebut diatas) Status
– statuspekerjaan yang tidak tersebut
diatas Status pekerjaan dikarenakan hambatan Alam / Lingkungan, misal
dikarenakan lokasi Ekstrim, tidak aman atau bencana alam, kerusuhan (Chaos)
dsb
BREAK DOWN
SCHEDULE
Definisi Schedule : B8Break Down Schedule Periodical Service (PS) Status pekerjaan dikarenakan sebab Periodical Service Interval 250,
500, 1.000, 2.000 Jam (PSI, PSII,PSIII, PSIV) B9Break Down Schedule Back Log status pekerjaan dikarenakan sebab perbaikan mendadak dalam schedule
backlog dikarenakan Parts Order telah datang dan unit harus segera diperbaiki tidak dalam waktu istirahat dan tidak dapat ditunda dikarenakan sebab teknis
dan efek domino kerusakan komponen
status pekerjaan diakrenakan sebab perbaikan dalam schedule backlog
yang dilaksanakan dalam waktu PS akan tetapi perbaikan berlanjut setelah PS
selesai (schedule dan rencana kerja harus terlebih dahulu disepakati oleh Dept
HE dan User Alat dan standart lama waktu pekerjaannya) B10
Break Down Schedule Periodical Maintenance (PM), Mid Life & Over Haul
status pekerjaan dikarenakan sebab periodical Maintenance Interval
3.000, 6.000, 9.000 Jam dst. seperti Midlife Reseal Engine Top Over Haul,
General Over Haul , Over Haul Transmisi, Differential, Travel Motor, Torque Converter,
Penggantian Track Link perbaikan Vessel DT tahunan, Perbaikan Body Kabin
tahunan yan g dilakukan di Workshop sendiri (schedule dan rencana kerja harus terlebih
dahulu disepakati oleh Dept HE dan User Alat dan standart lama waktu
pekerjaannya)
Setelah kita mengklasifikasikan Break Down pada
Bahasan Pengkategorian Break Down.
men design laporan DMCR (Daily Machine Condition Report) lalu di Link-kan dengan laporan DMBD (Dayli Monitoring Break Down detil) kita tidak perlu mengetiknya lagi, tinggal tekan menu Data=>Edit links=> (update links ke DMCR terkini).
jangan lupa untuk membuat conditonal formating agar kita lebih mudah melihat dan memahaminya.
maka kita akan melihat secara harian sangat jelas performa masing-masing unit setiap hari.
tentunya setelah kita melihat performa tersebut kita akan mengetahui bila ada ketidak wajaran, baik ketidak wajaran kerusakan yang terlalu sering, ataupun penanganan kerusakan yang memakan waktu lama. dan sebagainya.
tampilan dari model laporan tersebut adalah sebagai berikut.
Dalam perkembangan digital yang pesat, manufacture alat berat tentunya juga mempunyai keinginan untuk mengikuti perkembangan era digital. sudah sejak lama, dan mungkin tidak banyak yang tahu bahwa beberapa manufacture alat berat seperti KOMATSU,CATERPILLAR sudah mengeluarkan Part Book versi digital dan sudah masuk pembaharuan-pembaharuan / upgrade. beberapa kalangan menyebutnya dengan istilah e-book
untuk Komatsu, dikenal dengan nama Link One. tampilannya sbb :
pilihan menu berisi libary unit-unit yang ada dalam databased
Contoh tampilan pada sub menu , percis seperti partbook hard copy pada umumnya. bahkan lebih jelas dan mudah untuk di print out.
Anda bisa memintanya kepada dealer United Tractors selaku agen dari Komatsu. tapi tidak setiap agen punya setahu saya. dan mungkin tidak gratis. anda bisa mencobanya.
untuk Caterpillar, juga mempunyai sistem Parts Book Digital dinamakan SIS , berbentuk beberapa keping DVD, malah dalam SIS ini anda juga dapat di dalamnya Failure Shympton kerusakan-kerusakan dan dapat juga online order menjadi PO, syaratnya anda harus meregistrasi nya dulu. dan SIS ini tidak semudah mengcopynya kedalam Flash Disk atau Hardisk , setahu saya kita harus tetap memakai DVD resminya, artinya tidak mudah digandakan.
nah jangan sampai salah order karna partbook yang ada gunakan untuk
mengorder spare parts sudah sobek dan ber oli. mungkin versi digital ini
bisa membantu.
Dalam menyimpulkan raport suatu Alat berat dan keseluruhan Alat berat, kita harus menselaraskan perhitugan yang sama dengan Operasional tambang, biasa dipakai adalalah perhitungan MA,PA,UA,EU.
apakah itu, mari kita bersama pelajari dari tabel dibawah ini.
dan setahu saya rumusan inilah sebagai pedoman yang bersama di anut dalam perhitungan nasional
Dan Rumus diatas jika kita cermati, dapat juga di aplikasikan untuk berbagai tolak ukur ketersediaan,kerusakan,stand by dan utilitas dalam bidang lain, contoh bisa juga untuk menghitung efesiensi dan efektifitas Alat Pabrik, Alat-Alat pemeliharaan Gedung, bahkan bisa juga di gunakan untuk ke karyawanan. karna kesemuanya mempunyai faktor – faktor yang bisa di perhitungkan yaitu jam tersedia, jam operasi, jam bekerja/sakit/ijin dst.
Kita mungkin yang hidup di kota besar bahkan pelosok negri sudah sering melihat container atau peti kemas.
mungkin karna peti kemas ini adalah Moda Transportasi Jalur Laut dan Udara yang Praktis, dan mencangkup hampir ke seluruh kepulauan di Indonesia. Bahkan Export dan Import juga digunakan. kita bisa tapi akan dibahas terpisah di sini
Kali ini saya ingin sedikit share kepada teman-teman apa yang saya tahu dan jalani tentang prosedural membuat pengiriman dengan Container di Pelabuhan Priok Area.
Pengiriman via Container ini relatif sangat murah sekali, dengan catatan muatan Full dan sesuai kita bisa mendapatkan hanya antara Rp.300 sd Rp 500 per-Kg. bandingkan dengan Moda pengiriman darat yang jauh lebih mahal, juga kita tidak coba bandingkan dengan moda Udara karna tidak Apple to Apple, udara, walaupun mahal tetapi waktu pengirimannya jauh lebih cepat daripada moda Laut atau Darat.
I. Persiapan Pra Pengiriman :
Pastikan Barang yang akan kita kirim efektif kah dengan moda Container,
Pastikan ETA Suply dari Vendor atau Pabrikan Pembuat
Peramalan / Forecast Isi Muatan , Berat dan Volumenya.
Tentukan tempat Stufing, Stufing dalam atau Luar
Check Jadwal terdekat berbanding dengan Harga/Tarif Pengiriman
II. Proses Pengiriman :
Booking Container
Membuat Shipping Instruction
Mendapatkan Kode Booking
Membuat SPK ke Depo dan hampar Container
Proses distribusi Pengiriman barang
Kunci dengan Gembok
Beli Segel
Laporan Clossing ke Depo Pelayaran
Tunjuk dan Buatkan SPK ke rekanan di tujuan
Pengiriman Lanjutan ke door
* kedepan karna masih dikembangkan saya akan mencoba membuat lebih jelas dan me Link-kan Persiapan Pra Pengiriman dan Proses Pengirman diatas.
Dari beberapa Perusahaan Pelayaran yang saya gunakan, kesemuanya memberikan kemudahan dalam kita mengirim barang, untuk memesan kita bahkan hanya perlu komunikasi by phone atau text dengan marketing pelayaran tersebut, lalu kita akan di berikan waktu-waktu aktifitas kapan bisa stuffing (muat barang), kapal Clossing Full (batas muat barang), kapan ETD (kapal berangkat ke tujuan ). kita juga perlu mempersiapkan uang cash untuk di lapangan, mulai uang tips untuk forklift,petugas tally, petugas pelayaran bahkan kadang security tapi semua dalam batang puluhan ribu saja, antara Rp.10.000 s.d Rp.50.000, mungkin ini terjadi disemua pelabuhan dan saya yakin itu, namun dalam batas kewajaran dan tidak ada satupun pemaksaan.
contoh segel kontainer
setelah itu Container kita segel, gunakan gembok untuk tambahan jika merasa kurang nyaman. lalu pada saat-nya ETD peti kemas akan berlayar bersama peti kemas lain-lainnya. tapi perlu di ingat sebelum bongkar di pelabuhan Tujuan kita perlu meminta tagihan dari pelayaran dan baru membayarnya, karna jika tidak / belum dibayar maka barang kita tidak akan diperbolehkan di bongkar dan diambil di tujuan. setelah dibayar, makan kita akan mendapatkan original BL (Bill Of Lading) dan ori BL itulah menjadi bukti untuk agen kita di tujuan membongkar peti kemas kita, dengan sebelumnya membayar biaya-biaya yang timbul dari PELINDO biasa dikenal dengan Istilah THC (Terminal Handling Charge) dan LoLo (Lift Of Lift On).
well, pada akhirnya jika sulit dipahami, anda harus mencobanya dan akan paham pada sendirinya. Good Luck and Try. mungkin anda bisa membuka usaha Expedisi dan Moda Container ini seperti kita ketahui tak terbatas daratan dan lautan, kemanapun dia bisa pergi. dan bayangkan jika anda bisa charter Full FCL mengecernya LCL ke pelanggan, keuntungan anda akan berlipat.
Seharusnya
Backlog itu menjadi andalan para planner, dalam tingkatan menuju lebih baik
dari fase perbaikan tidak terjadwal.
BTW , kedepan saya ingin sharing sedikit tentang Workshop Heavy Equipment, berharap nantinya ada feed back rekan-rekan seprofesi di Dumay dan saling berbagi mengisi kekurangan dalam perencanaan, khususnya Workshop Alat Berat di tambang .
so, mari kita mulai dengan pertanyaan Apakah itu Backlog?
Backlog pada dasarnya adalah tugas perbaikan terencana dan terjadwal yang
akan di kerjakan di masa depan.
owh saya hampir lupa pada judul, apa itu CMMS. adalah kependekan dari Computerized Maintenance Management System , dipahami untuk software-software
di Workshop Alat berat yang terintegrasi dengan tabel produksi,logistik dsb.
contoh produk CMMS: JDE, FleetMex, Maintenance Expert dsb. untuk anda yang di
tidak ada jangan berkecil hati saya akan mencoba memfasilitasi data yang ada
pada CMMS dengan file Excle dengan sedikit sentuhan Pivot Table dan Fitur Conditional Formating, dan bumbu Fungsi Logika dan V-Lookup pada File Excle
yang menurut saya pribadi sudah cukup untuk penjadwalan dan databased integrasi
Planning Backlog
kembali ke awal, Okeyy. 😀
Darimana tugas Backlog itu ada?
Pada dasarnya tugas tersebut bersumber dari hasil pengecekan Mekanik, tapi
saya coba mengembangkan lebih lebar, menerima segala masukan yang ada tentang
keluhan suatu alat. contoh dari hasil laporan Operator Alat berat tersebut,
dari setiap lembaran P2H,P2H adalah kependekan dari Program Pengecekan
Harian untuk Operator pada Unit yang akan di Operasikan dan setelah di
Operasikan, tujuannya adalah memastikan bahwa unit yang akan di operasikan
layak dari sisi keselamatan lalu pengoperasian, pengecekan ini terdiri dari
pemeriksaan pada level oli Mesin, Air Radiator, Baut pada roda-roda untuk para
Driver Dump Truck dsb.atau jelasnya sbb :
Kode kolom P2H :
OP
: masukan dari operator
PAP
: hasil program analisa pelumas
Inpect : hasil
pemeriksaan mekanik
P2H
: hasil Program Pemeriksaan Undercariage
*contoh form P2H:
Bahkan siapapun bisa memberikan informasi, tetapi dari informasi
tersebut saya coba kelompokan di dalam kategori informasi, tentunya informasi
tersebut pada akhirnya setelah di record selanjutnya pengecekan info
apakah valid atau tidak, jika valid lanjut ke proses penjadwalan
perbaikan,persiapan parts,alokasi man power mekanik.
Tujuan Utama dari Backlog :
– Mengurangi kerusakan tidak terjadwal/UnSchedule
– Mencegah kerusakan berulang-ulang
– Mengoptimalkan Ketersediaan Alat
Saat Pelaksanaan Ideal :
Waktu perawatan yang sangat ideal adalah tanpa mengganggu Unit saat sedang dibutuhkan untuk Operasi, baiknya disaat Periodical
Maintenance, atau disaat Break Down waiting Parts dsb, ataupun disaat unit
sedang stand by (tidak operasi). sehingga disaat di operasikan diharapkan
minim potensi kerusakan yang timbul.
hasil pada laporan Plan backlog ini pada setiap unitnya kurang lebih
sbb :
menurut saya pribadi, ini adalah tools wajib bagi planner. karna di
dalamnya ada data ;
Plan
service terdekat ( dibuat Link dengan Plan Service Harian)
Jadwal
tugas perbaikan
Informasi
tentang segala keluhan pada unit dari hasil inspeksi mekanik
Catatan
informasi dari P2H operator Alat (sering P2H ini hanya sebagai entry data HM
saja)
ter
Integrasi dengan Plan lain-nya contoh P2U,PAP (Program Analisa Pelumas) dsb
so jika kita planner sudah punya tools ini, di site manapun di workshop mana
saja, dalam hati kita akan berujar Lets Get it on ! everything on my Backlog Records. 😀